Akibat pembunuhan ini, warga desa yang kebanyakan warga pendatang dari Filipina marah. Mereka menyerbu kantor polisi di Semporna pada Sabtu malam. The Star menuliskan, lima orang polisi Malaysia tewas saat memasuki desa tersebut. Idjirani mengatakan, seorang pejabat tinggi militer Malaysia, seorang anggota polisi dan seorang pejabat sipil dilaporkan disandera.
Komen Dari Indonesia..
'Konflik Sulu di Sabah Kian Meluas'
KONFLIK bersenjata antara pasukan
Kesultanan Sulu dan tentara Malaysia terus terjadi hingga Minggu malam lalu.
Puluhan korban dilaporkan tewas, warga setempat dan tentara Malaysia mewaspadai
masuknya orang-orang Kesultanan Sulu ke berbagai daerah di Sabah.
Konflik yang awalnya terisolir di
Lahad Datu, kini meluas hingga ke wilayah Semporna yang jaraknya terpaut 300
kilometer. Konflik itu menambah panjang daftar korban tewas dari kedua kubu.
Menurut Minda News, sebuah kantor berita di Mindanao, korban telah mencapai 27
orang. Sebanyak 14 di antaranya adalah orang Sulu, tujuh tentara Malaysia,
seorang pemilik rumah tempat Agbimuddin tinggal di desa Tanduo, dan Imam Maas
dan keempat putranya.
Korban terakhir tewas di desa
pesisir Simunul, Semporna, pada Sabtu lalu. Tidak ada media Malaysia yang
memberitakan perihal kematian imam Maas dan keempat putranya. Media di Filipina
ABS-CBN News memberitakan, Imam Maas ditembak tentara Malaysia karena diduga
membantu dua kerabat Kesultanan Sulu, yaitu Datu Alianapia Kiram, adik Sultan,
dan Datu Amer Bahar Kiram, keponakan Sultan.
Menurut juru bicara Sulu, Abraham
Idjirani, keduanya memang telah tinggal selama bertahun-tahun di Sabah dan sama
sekali tidak ada hubungannya dengan pendudukan Lahad Datu yang dipimpin Raja Muda
Agbimuddin Kiram.
Idjirani mengatakan, untuk mencari
anggota keluarga Kesultanan Sulu, kepolisian Malaysia menggunakan dalih
pemeriksaan pendatang ilegal dari Filipina. Polisi Malaysia memasuki
rumah-rumah warga dengan paksa dan sampai ke rumah imam Maas. Imam yang berasal
dari Filipina ini mengaku melayani kedua Datu, nyawanya pun dihabisi.
Akibat pembunuhan ini, warga desa
yang kebanyakan warga pendatang dari Filipina marah. Mereka menyerbu kantor
polisi di Semporna pada Sabtu malam. The Star menuliskan, lima orang polisi
Malaysia tewas saat memasuki desa tersebut. Idjirani mengatakan, seorang
pejabat tinggi militer Malaysia, seorang anggota polisi dan seorang pejabat sipil dilaporkan
disandera.
Alim Hashim Mudjahab, ketua Komite
Dewan Islam Front Pembebasan Islam Moro (MNLF) dilansir Inquirer membenarkan
pernyataan Idjirani. Menurutnya, para pendukung Kesultanan Sulu menyerbu pos
polisi dan membebaskan lebih dari 100 orang Muslim Filipina yang ditahan sejak
konflik pecah Jumat
lalu.
Konflik meluas ke Tawau, daerah
sekitar 84km dari Semporna. Mudjahab mengatakan bahwa orang-orang Kesultanan
Sulu menyerang konvoi truk militer Malaysia dengan melemparkan dinamit yang
biasa dipakai untuk memancing ikan.
"Ketika kita berbicara saat ini
(Minggu), ketegangan tersebar hingga Sandakan dan ada laporan bahwa warga asal
Tausug (Moro, Filipina) yang tinggal di Kota Kinabalu siap melawan tentara
Malaysia," kata Mudjahab.
"Penjahat dalam konflik ini
adalah pemerintah Malaysia. Bukan Kesultanan Sulu yang meningkatkan konflik,
tapi pemerintah Malaysia. Jika saja polisi Malaysia menunjukkan toleransi,
belas kasihan, mereka seharusnya tidak melakukan tindakan ini," ujar
Idjirani.
Menanggapi banyaknya perlawanan dari
masyarakat, Kesultanan Sulu berlepas diri. Idjirani mengatakan, kemarahan warga
itu adalah karena penyerbuan tentara Malaysia ke desa mereka. Padahal, warga
Filipina di tempat itu sama sekali tidak terlibat pendudukan di Lahad Datu.
"Ini adalah upaya tidak
terorganisir dari rakyat, yang tidak bisa lagi terima perlakuan pemerintah
Malaysia terhadap mereka sejak tahun 1982," kata Idjirani.
Pemerintah Malaysia enggan
disalahkan. Menurut versi mereka, lima orang polisi Malaysia terbunuh saat
mencari sekelompok pasukan Sulu bersenjata yang masuk wilayah itu.
Menurut laporan polisi Malaysia ada
sekitar 10 orang bersenjata dari Sulu yang terlihat berkeliaran di wilayah
Kunak pada Sabtu malam lalu. Sebanyak 10 orang ini diketahui memasuki desa Long
Malor dan desa Dasar Lama di Kunak.
Menurut Zulkifeli, pasukan Sulu ini
datang menggunakan perahu kecil dari pulau Sibutu, sekitar 25 menit dari
Semporna, beberapa minggu lalu. Itulah mengapa pasukan Malaysia sulit
mendeteksi kedatangan mereka ini.
"Mereka datang menggunakan
pakaian sipil, masuk ke Sabah, berkumpul dan mengganti ke seragam militer
mereka. Kami menemukan dua tas berisi pakaian sipil," kata dia.
Malaysia siaga
Idjirani mengatakan bahwa saat ini
banyak orang Sulu yang berangkat dari Basilan, Sulu, Tawi-tawi dan Semenanjung
Samboanga telah masuk ke Malaysia. Mereka, kata dia, telah berada di Sabah dan
ikut menyaksikan pemakaman para pengikut Agbimuddin yang tewas.
Masuknya para pengikut Kesultanan
Sulu ini juga tercium oleh tentara Malaysia yang langsung menambah pasukannya
di Sabah. Dua batalion dikirimkan ke Semporna dan Kunak.
Warga di Sabah juga meningkatkan
kewaspadaan mereka. Pemerintah Sabah meminta seluruh wilayah untuk menerapkan
siskamling dan mencurigai setiap orang yang tidak dikenal. Di antara yang
menerapkan kesiagaan penuh adalah kota Marudu, Pitas dan Kudat di sebelah utara
Sabah.
Bahkan di Pitas dan Kudat,
polisi-polisi tidak diperbolehkan mengambil cuti atau liburan untuk ikut
mengamankan desa. Selama 24 jam sehari, kota-kota di Sabah akan dijaga dengan
ketat oleh warga dan polisi.
Situs berita Free Malaysia Today
menuliskan bahwa beberapa pesawat tempur Malaysia terlihat diluncurkan dari
Bandara Internasional Kota Kinabalu sepekan terakhir ini.
Kehadiran polisi dan militer di
beberapa wilayah tidak juga mampu meredam ketakutan warga Sabah. Rumah-rumah di
Semporna kosong setelah bentrokan Sabtu. Warga memilih mengungsi ke tempat
aman. Warga yang memilih tinggal, tidak berani menyalakan lampu malam-malam.
"Sekarang warga desa mematikan lampu
lebih dini, khawatir nyala lampu malah mengundang orang asing dari laut ke
rumah mereka," kata seorang warga Kinabalu, Siti, yang memiliki orangtua
di Semporna.
Warga tidak ingin kecolongan.
Sebelumnya, dengan percaya diri, tentara Malaysia mengatakan semuanya akan
baik-baik saja. Namun yang terjadi sebaliknya, bentrokan pecah Jumat lalu dan
menewaskan beberapa orang. Warga semakin kaget mendengar laporan orang-orang
Sulu berada di beberapa tempat, tidak hanya di Lahad Datu.
Berbicara di Manila, Sultan Jamalul
Kiram III mengatakan bahwa ada sekitar 400 orang mereka di Sabah. Ini jauh
sekali dari pernyataan Malaysia yang mengatakan bahwa hanya ada 130 orang Sulu,
pria dan wanita di Tanduo.
Seruan perdamaian
Takbirr : Gambar Terbaik dari YDP PAS Semporna..
{Kes Lahad Datu} Berani Tanggung Risiko..Takbir
LAPORAN LANGSUNG
11.35am: The Star yang memetik sumber polis melaporkan, kumpulan penceroboh bersenja di Kampung Tanduo berjaya ditewaskan sepenuhnya. Ia tidak melibatkan sebarang kemalangan jiwa pasukan kita, lapor laman itu.
1125am: Satu-satunya stesen minyak di kawasan Felda Sabahabt kehabisan petrol. Kawasan itu terletak kira-kira 15km dari Kampung Tanduo yang menjadi medan pertempuran.
11.10am: Bercakap dalam satu akhbar, Ketua Polis Negara, Tan Sri Ismail Omar berkata operasi masih berjalan dan pihak keselamatan yang terdiri daripada anggota PDRM dan tentera mendapat tentangan dalam bentuk beberapa das tembakan yang dilepaskan oleh pihak musuh.
Katanya, ketika ini pasukan keselamatan sedang menjalankan pengeledahan terhadap beberapa buah rumah di kampung tersebut. Ketika sidang akhbar itu diadakan, beliau berkata, setakat ini tidak ada kehilangan nyawa di pihak keselamatan di pihak PDRM dan tentera.
11.02am: Pekerja ladang kelapa sawit dilihat berkumpul di bawah satu pondok sementara. Mereka diminta menangguhkan tugas sementara polis memperluaskan kawalan di sekeliling ladang tersebut yang terletak hampir dengan kawasan pertempuran
Turut bersama pekerja tersebut ialah seorang penduduk, Sabri Abdullah, 49, yang tidak dapat pulang disebabkan kawalan polis.
"Saya menunggu untuk pulang sejak pagi ini. Saya lapar dan tidak ada makanan," katanya kepada Malaysiakini. Tambahnya, mereka orang miskin dan tidak mempunyai wang dan terpaksa menyediakan makanan sendiri.
11am: Datuk Seri Najib Razak berkata operasi besar-besaran hari ini bermula dengan serangan udara menggunakan pesawat TUDM, serangan mortar dan diikuti serangan oleh pasukan tentera darat dan polis.
"Kita bermula dengan serangan udara melalui pesawat TUDM diikuti dengan kekuatan mortar dan pada saat saya sedang berucap ini, pasukan tentera darat dan anggota polis, dalam kereta dengan anggota yang mengikuti dibelakang sedang melakukan tindakan untuk memberkas, menumpas pasukan yang telah melanggar kedaulatan negara,"katanya.
Menurutnya, tindak tanduk "yang berhemah" tersebut, pada awalnya tidak ada niat lain melainkan untuk tidak membenarkan setitik darah tertumpah di bumi Sabah, sama ada rakyat Malaysia atau kumpulan yang menceroboh.
"Namun umat dukacita, niat murni kita telah dibalas dengan tembakan dengan sangat kejam yang dilakukan kepada pasukan polis kita," katanya dalam satu majlis di Bukit Jalil.
Beliau juga menyelar golongan yang tergamak mengatakan bahawa kejadian pencerobohan oleh kumpulan bersenjata di Lahad Datu sebagai “sandiwara”.
Tanpa menamakan individu berkenaan, Najib berkata tindakan itu merupakan "perbuatan yang keji" oleh orang yang “tak ada isi perut”.
"Ada orang yang tergamak bahawa ini satu sandiwara. Saya tak tahu nak kata apa kepada manusia yang tergamak cakap begitu.
"Tak ada isi perut. Ini satu perbuatan yang keji... Kita perlu tolak orang seperti ini," kata Najib
10.57am: Polis memperluaskan kawalan dari kawasan konflik ke kawasan luar dan menutup semua pintu masuk ke Kampung Tanduo.
Anggota polis dengan raifal dilihat mengambil kedudukan di kawasan ladang sawit sebagai persediaan untuk menghadapi penceroboh yang lolos.
10.45am: Media Filipina melaporkan jurucakap presiden negara itu Benigno Aquino berkata Manila melakukan apa yang termampu untuk mengelakkan situasi di Sabah berakhir dengan keganasan.
“Kami melakukan semua yang kami mampu untuk mengelakkannya, namun akhirnya orang (Jamalul) Kiram memilih jalan ini,” kata Setiausaha Ricky Carandang.
10.43am: Kedutaan Filipina di Kuala Lumpur mendedahkan satu pertemuan diadakan pada malam tadi di antara setiausaha luar negaranya Albert F del Rosario, menteri luar Malaysia Datuk Seri Anifah Aman dan menteri pertahanan Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi.
Pertemuan di Kuala Lumpur itu bagi membincangkan langkah untuk penyelesaian aman berhubung situasi di Lahad Datu.
10.17am: Memetik laporan dari ANC News Channel, InterAksyon.com melaporkan bahawa bom telah digugurkan kira-kira satu kilometer jauhnya dari kubu Azzimudie Kiram dan orang-orangnya.
Azzimudie berkata pihaknya tidak pasti sama ada bom tersebut mensasarkan mereka atau pengikut mereka, tetapi mereka kekal selamat dan bersedia untuk bertempur. Sementara itu di Manila, sekumpulan penunjuk perasaan tiba di kedutaan Malaysia untuk mengutuk serangan itu.
10.15am: Azzimudie Kiram, pemimpin penceroboh, meluahkan kemarahannya terhadap kerajaan Filipina, dalam temubual radio dengan InterAksyon.com - portal berita dalam talian saluran TV Filipina TV5.
"Kerajaan mengarahkan penangkapan sahabat kita walaupun kita tidak melakukan apa-apa yang buruk," katanya. "Ia seperti kita bulan rakyat Filipina."
Sementara itu, Abraham Idjarani, jurucakap kesultanan, memberitahu stesen radio dzBB bahawa Azzimudie telah menelefon untuk memberitahu mereka tentang serangan tersebut.
"Tidak ada apa yang dapat dilakukan tentang itu sekarang," kata Idjirani dalam satu wawancara berasingan dengan AFP.
Beliau mengulangi pengumuman awal Azzimudie bahawa mereka akan berjuang hingga ke akhir ayat.
"Kami bukan penceroboh. Mereka (rakyat Malaysia) adalah orang yang menduduki tanah nenek moyang kami," katanya.
10.09am: Pihak polis telah menubuhkan pusat pemeriksaan di jalan utama di Tanjung Labian, iaitu kira-kira 5km dari medan pertempuran. Tiada siapa dibenarkan masuk ke kawasan itu. Bunyi letupan telah berhenti sejak sejam yang lalu. Tidak jelas sama ada tentera darat telah dikerah masuk ke Kampung Tanduo.
10.05am: Di Manila, pasukan polis dan wartawan berkumpul di luar kedutaan Malaysia. Mereka menjangka satu kumpulan penunjuk perasaan akan tiba di sana.
9.55am: Azzimudie Kiram mengesah dalam temubual dengan radio dzMM ABS-CBN bahawa pasukan Malaysia menggunakan jet pejuang dalam serangan terbaru itu ke atas kedudukan mereka di Lahad Datu.
Pemimpin tentera diraja itu juga melahirkan kekecewaan terhadap pendirian Presiden Filipina Benigno Aquino berhubung krisis tersebut. Beliau berkata kerajaan Malaysia dan Filipina jelas telah berhenti mendengar gesaan mereka untuk menyelesaikan krisis tersebut secara aman.
9.45am: Menurut ABS-CBNnews, sebelum serangan, pagi ini Azzimudie Kiram, yang mengetuai kumpulan bersenjata di Kampung Tanduo, memberitahu radio dzMM bahawa dia tidak risau dengan rancangan kerajaan Malaysia untuk membawa lebih ramai tentera ke Sabah untuk membanteras mereka.
Azzimudie berkata dia dan tenteranya akan tidak akan berganjak walaupun kerajaan Malaysia dan Filipina telah berulangkali menggesa mereka supaya menamatkan pencerobohan tersebut.
"Ini adalah masa. Kami perlu komited untuk memperjuangkan hak kami. Saya meminta mereka (Filipina) melakukan sesuatu untuk menyokong kami.
"Mereka tidak boleh menakutkan kami kerana kami berjuang untuk hak kita - hak Bangsa Sulu dan secara umum, rakyat Filipina. Iaitu, jika kerajaan Filipina masih menganggap kami adalah rakyat Filipina," katanya.
9.41am: Stesen radio Filipina dzBB melaporkan bahawa Abraham Idjarani, jurucakap kesultanan Sulu, berkata Azzimudie Kiram, adik sultan yang mengetuai pencerobohan itu, mengesahkan jet pejuang telah menggugurkan sekurang-kurangnya dua butir bom.
Bagaimanapun, Idjirani mendakwa bom mengenai kedudukan penduduk Malaysia dan bukan kumpulan Azzimudie. Stesen radio itu juga berkata pertempuran itu berlaku 107 tahun selepas bermulanya Perang Bud Dajo di Sula pada 1906 . Dalam pertempuran itu 1,000 Tausug, termasuk wanita dan kanak-kanak, telah dibunuh oleh tentera Amerika juga dikendali sebagai Pembunuhan Bud Dajo.
9.37am: Menurut sati sumber tentera, operasi yang terlibat jet pejuang, meriam serta askar berjalan kaki.
9.15am: Di bandar Lahad Datu, kira-kira 120km dari medan pertempuran, persediaan sedang dibuat di hospital utama bagi menerima mangsa serangan tersebut.
9.11am: Difahamkan tujuh batalion tentera dikerahkan ke kawasan tersebut untuk mengukuhkan pasukan polis.
8.54am: Seorang pegawai Felda tiba dan memberitahu ketua kampung untuk membuat kiraan jumlah penduduk dan mendaftarkan mereka. Seluruh penduduk kampung sekitar 300 orang beredar dari tempat itu menuju ke jalan kebun kelapa sawit.
8.45am: Penduduk Kampung Sungai Merah meninggalkan kediaman mereka dengan menaiki lori, dengan hampir seratus orang memenuhi setiap kenderaan. Ketua kampung, Bani Rauf berkata mereka telah cuba ke Kampung Embara Budi tetapi tidak dibenarkan masuk.
"Pengawal kata mereka tidak akan benarkan kami masuk, jadi kami datang ke sini," katanya. Mereka berhimpun di di jalan utama dari Kampung Tandou menunggu apa yang perlu dilakukan selepas ini.
8.19am Pasukan keselamatan telah melancarkan serangan ke atas kumpulan penceroboh bersenjata di Kampung Tanduo, Lahad Datu pada jam 7 pagi ini, kata Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak dalam satu kenyataan hari ini.
Gerakan ke atas penceroboh dimulakan kira-kira pukul 7 pagi dengan serangan udara. Pada awalnya kedengaran bunyi jet mengisi ruang udara kampung itu diikuti dengan bunyi tiga letupan setengah jam kemudian.
Serangan ofensif udara dilakukan jet pejuang F18 dan Hawk diikuti mortar dan gerakan di darat oleh anggota tentera. Pasukan komando di barisan hadapan yang mengepung kawasan itu dilihat merapati kawasan perkampungan diikuti dengan Pasukan Gerakan Am.
Di Felda 16, kira-kira 20 kilometer dari Kampung Tanduo dilaporkan letupan ketiga paling kuat sehingga menggegarkan cermin kafe Residental Felda Sahabat tempat wartawan menginap. Dua helikopter Nuri kelihatan melalui ruang udara kawasan itu.
Penduduk Kampung Labian dan Kampung Batu berhampiran Kampung Tanduo dipindahkan malam tadi dan polis dijadual mengadakan sidang akhbar pada pukul 10 pagi.
azlan8:18am: Letupan kedengaran berhampiran Kampung Tandou yang diduduki sekumpulan penceroboh asing, pada kira-kira jam 7:30 pagi ini, menyebabkan 100 penduduk kampung melarikan diri.
"Mereka telah mula mengebom kawasan itu. Kami nampak jet pejuang di udara, mereka mengebom tempat itu empat kali," kata seorang penduduk kampung, Nasir Asrama, 38.
Penduduk kampung tersebut adalah dari Kampung Sungai Merah, sebuah kampung jiran dengan Kampung Tandou di mana kira-kira 100 penceroboh bersenjara dari Filipina berkubu. Kampung Tandou terletak di antara Tanjung Labian dan Kampung Sungai Merah, masing-masing dalam 5km dan 2km.
Takbirr : Gambar Terbaik dari YDP PAS Semporna..
{Kes Lahad Datu} Berani Tanggung Risiko..Takbir
Pimpinan
PAS Semporna berani tanggung risiko turun ke kawasan kejadian untuk
mengetahui lebih dekat lagi keadaan semasa [3 gambar]
YDP
PAS Semporna menyampaikan sedikit sumbangan sebagai tanda berterima
kasih kepada Pasukan Keselamatan yang sedang bertugas menjaga
keselamatan di Semporna
Bahaya tiada dalam kamus hidup pejuang PAS
Pemerintah
Filipina Sabtu pekan lalu kembali mendesak Kesultanan Sulu menarik pasukannya
di Sabah. "Menyerah sekarang, tanpa syarat," kata Presiden Benigno
Aquino.
Filipina menegaskan bahwa permasalahan ini harus diselesaikan dengan negosiasi di tanah air. Pemerintahan Aquino juga menekankan bahwa mereka tidak mengabaikan klaim Kesultanan Sulu atas Sabah.
"Tidak pernah sekalipun kami mengabaikan klaim mereka. Kami tahu bahwa keluarga Kiram mengklaim Sabah dan kami tidak merendahkannya," kata Sekretaris Komunikasi Strategis Istana Malacanang Ricky Carandang kepada Radyo Inquirer kemarin.
Seruan untuk berdamai juga datang dari berbagai organisasi Muslim di Filipina. Salah satunya adalah Komisi Nasional Warga Muslim Filipina (NCMF) yang menyerukan seluruh pihak di Filipina dan Malaysia untuk menahan diri dan melakukan langkah diplomatis tanpa kekerasan.
Ketua Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari, mengatakan bahwa kedua pihak harus berkepala dingin dan segera menyudahi pertumpahan darah. Dia juga menyerukan pada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk berhenti mengirimkan pasukannya dan merendahkan suaranya dalam menghadapi masalah ini.
Untuk Sultan Sulu, Misuari menghimbau untuk tidak membuat situasi bertambah parah dengan komentar-komentarnya. "Kita harus berbicara seperti layaknya saudara," kata dia.
Institut Al Qalam untuk Identitas Islam dan Dialog di Asia Tenggara, sebuah organisasi di Universitas Davao, menyerukan dihentikannya kekerasan di Sabah. Institusi ini mengingatkan bahwa hidup dalam Islam berarti hidup damai.
"Wujud paling tinggi dari jihad adalah jihad melawan diri kita sendiri dan keinginan-keinginan kita. Sekarang waktunya untuk berbicara perdamaian. Jika kita tidak melakukan ini, maka kita akan mengulang kesalahan yang sama," tulis pernyataan Al Qalam.(IH/Denny Armandhanu)
Filipina menegaskan bahwa permasalahan ini harus diselesaikan dengan negosiasi di tanah air. Pemerintahan Aquino juga menekankan bahwa mereka tidak mengabaikan klaim Kesultanan Sulu atas Sabah.
"Tidak pernah sekalipun kami mengabaikan klaim mereka. Kami tahu bahwa keluarga Kiram mengklaim Sabah dan kami tidak merendahkannya," kata Sekretaris Komunikasi Strategis Istana Malacanang Ricky Carandang kepada Radyo Inquirer kemarin.
Seruan untuk berdamai juga datang dari berbagai organisasi Muslim di Filipina. Salah satunya adalah Komisi Nasional Warga Muslim Filipina (NCMF) yang menyerukan seluruh pihak di Filipina dan Malaysia untuk menahan diri dan melakukan langkah diplomatis tanpa kekerasan.
Ketua Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari, mengatakan bahwa kedua pihak harus berkepala dingin dan segera menyudahi pertumpahan darah. Dia juga menyerukan pada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk berhenti mengirimkan pasukannya dan merendahkan suaranya dalam menghadapi masalah ini.
Untuk Sultan Sulu, Misuari menghimbau untuk tidak membuat situasi bertambah parah dengan komentar-komentarnya. "Kita harus berbicara seperti layaknya saudara," kata dia.
Institut Al Qalam untuk Identitas Islam dan Dialog di Asia Tenggara, sebuah organisasi di Universitas Davao, menyerukan dihentikannya kekerasan di Sabah. Institusi ini mengingatkan bahwa hidup dalam Islam berarti hidup damai.
"Wujud paling tinggi dari jihad adalah jihad melawan diri kita sendiri dan keinginan-keinginan kita. Sekarang waktunya untuk berbicara perdamaian. Jika kita tidak melakukan ini, maka kita akan mengulang kesalahan yang sama," tulis pernyataan Al Qalam.(IH/Denny Armandhanu)
Tambahan
Rentetan
Serangan Ke Atas Pencerobohan Lahad Datu
Penceroboh
berjaya ditewaskan, kata sumber polis
Pasukan keselamatan telah
melancarkan serangan ke atas kumpulan penceroboh bersenjata di Kampung Tanduo,
Lahad Datu pada jam 7 pagi ini.LAPORAN LANGSUNG
11.35am: The Star yang memetik sumber polis melaporkan, kumpulan penceroboh bersenja di Kampung Tanduo berjaya ditewaskan sepenuhnya. Ia tidak melibatkan sebarang kemalangan jiwa pasukan kita, lapor laman itu.
1125am: Satu-satunya stesen minyak di kawasan Felda Sabahabt kehabisan petrol. Kawasan itu terletak kira-kira 15km dari Kampung Tanduo yang menjadi medan pertempuran.
11.10am: Bercakap dalam satu akhbar, Ketua Polis Negara, Tan Sri Ismail Omar berkata operasi masih berjalan dan pihak keselamatan yang terdiri daripada anggota PDRM dan tentera mendapat tentangan dalam bentuk beberapa das tembakan yang dilepaskan oleh pihak musuh.
Katanya, ketika ini pasukan keselamatan sedang menjalankan pengeledahan terhadap beberapa buah rumah di kampung tersebut. Ketika sidang akhbar itu diadakan, beliau berkata, setakat ini tidak ada kehilangan nyawa di pihak keselamatan di pihak PDRM dan tentera.
11.02am: Pekerja ladang kelapa sawit dilihat berkumpul di bawah satu pondok sementara. Mereka diminta menangguhkan tugas sementara polis memperluaskan kawalan di sekeliling ladang tersebut yang terletak hampir dengan kawasan pertempuran
Turut bersama pekerja tersebut ialah seorang penduduk, Sabri Abdullah, 49, yang tidak dapat pulang disebabkan kawalan polis.
"Saya menunggu untuk pulang sejak pagi ini. Saya lapar dan tidak ada makanan," katanya kepada Malaysiakini. Tambahnya, mereka orang miskin dan tidak mempunyai wang dan terpaksa menyediakan makanan sendiri.
11am: Datuk Seri Najib Razak berkata operasi besar-besaran hari ini bermula dengan serangan udara menggunakan pesawat TUDM, serangan mortar dan diikuti serangan oleh pasukan tentera darat dan polis.
"Kita bermula dengan serangan udara melalui pesawat TUDM diikuti dengan kekuatan mortar dan pada saat saya sedang berucap ini, pasukan tentera darat dan anggota polis, dalam kereta dengan anggota yang mengikuti dibelakang sedang melakukan tindakan untuk memberkas, menumpas pasukan yang telah melanggar kedaulatan negara,"katanya.
Menurutnya, tindak tanduk "yang berhemah" tersebut, pada awalnya tidak ada niat lain melainkan untuk tidak membenarkan setitik darah tertumpah di bumi Sabah, sama ada rakyat Malaysia atau kumpulan yang menceroboh.
"Namun umat dukacita, niat murni kita telah dibalas dengan tembakan dengan sangat kejam yang dilakukan kepada pasukan polis kita," katanya dalam satu majlis di Bukit Jalil.
Beliau juga menyelar golongan yang tergamak mengatakan bahawa kejadian pencerobohan oleh kumpulan bersenjata di Lahad Datu sebagai “sandiwara”.
Tanpa menamakan individu berkenaan, Najib berkata tindakan itu merupakan "perbuatan yang keji" oleh orang yang “tak ada isi perut”.
"Ada orang yang tergamak bahawa ini satu sandiwara. Saya tak tahu nak kata apa kepada manusia yang tergamak cakap begitu.
"Tak ada isi perut. Ini satu perbuatan yang keji... Kita perlu tolak orang seperti ini," kata Najib
10.57am: Polis memperluaskan kawalan dari kawasan konflik ke kawasan luar dan menutup semua pintu masuk ke Kampung Tanduo.
Anggota polis dengan raifal dilihat mengambil kedudukan di kawasan ladang sawit sebagai persediaan untuk menghadapi penceroboh yang lolos.
10.45am: Media Filipina melaporkan jurucakap presiden negara itu Benigno Aquino berkata Manila melakukan apa yang termampu untuk mengelakkan situasi di Sabah berakhir dengan keganasan.
“Kami melakukan semua yang kami mampu untuk mengelakkannya, namun akhirnya orang (Jamalul) Kiram memilih jalan ini,” kata Setiausaha Ricky Carandang.
10.43am: Kedutaan Filipina di Kuala Lumpur mendedahkan satu pertemuan diadakan pada malam tadi di antara setiausaha luar negaranya Albert F del Rosario, menteri luar Malaysia Datuk Seri Anifah Aman dan menteri pertahanan Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi.
Pertemuan di Kuala Lumpur itu bagi membincangkan langkah untuk penyelesaian aman berhubung situasi di Lahad Datu.
10.17am: Memetik laporan dari ANC News Channel, InterAksyon.com melaporkan bahawa bom telah digugurkan kira-kira satu kilometer jauhnya dari kubu Azzimudie Kiram dan orang-orangnya.
Azzimudie berkata pihaknya tidak pasti sama ada bom tersebut mensasarkan mereka atau pengikut mereka, tetapi mereka kekal selamat dan bersedia untuk bertempur. Sementara itu di Manila, sekumpulan penunjuk perasaan tiba di kedutaan Malaysia untuk mengutuk serangan itu.
10.15am: Azzimudie Kiram, pemimpin penceroboh, meluahkan kemarahannya terhadap kerajaan Filipina, dalam temubual radio dengan InterAksyon.com - portal berita dalam talian saluran TV Filipina TV5.
"Kerajaan mengarahkan penangkapan sahabat kita walaupun kita tidak melakukan apa-apa yang buruk," katanya. "Ia seperti kita bulan rakyat Filipina."
Sementara itu, Abraham Idjarani, jurucakap kesultanan, memberitahu stesen radio dzBB bahawa Azzimudie telah menelefon untuk memberitahu mereka tentang serangan tersebut.
"Tidak ada apa yang dapat dilakukan tentang itu sekarang," kata Idjirani dalam satu wawancara berasingan dengan AFP.
Beliau mengulangi pengumuman awal Azzimudie bahawa mereka akan berjuang hingga ke akhir ayat.
"Kami bukan penceroboh. Mereka (rakyat Malaysia) adalah orang yang menduduki tanah nenek moyang kami," katanya.
10.09am: Pihak polis telah menubuhkan pusat pemeriksaan di jalan utama di Tanjung Labian, iaitu kira-kira 5km dari medan pertempuran. Tiada siapa dibenarkan masuk ke kawasan itu. Bunyi letupan telah berhenti sejak sejam yang lalu. Tidak jelas sama ada tentera darat telah dikerah masuk ke Kampung Tanduo.
10.05am: Di Manila, pasukan polis dan wartawan berkumpul di luar kedutaan Malaysia. Mereka menjangka satu kumpulan penunjuk perasaan akan tiba di sana.
9.55am: Azzimudie Kiram mengesah dalam temubual dengan radio dzMM ABS-CBN bahawa pasukan Malaysia menggunakan jet pejuang dalam serangan terbaru itu ke atas kedudukan mereka di Lahad Datu.
Pemimpin tentera diraja itu juga melahirkan kekecewaan terhadap pendirian Presiden Filipina Benigno Aquino berhubung krisis tersebut. Beliau berkata kerajaan Malaysia dan Filipina jelas telah berhenti mendengar gesaan mereka untuk menyelesaikan krisis tersebut secara aman.
9.45am: Menurut ABS-CBNnews, sebelum serangan, pagi ini Azzimudie Kiram, yang mengetuai kumpulan bersenjata di Kampung Tanduo, memberitahu radio dzMM bahawa dia tidak risau dengan rancangan kerajaan Malaysia untuk membawa lebih ramai tentera ke Sabah untuk membanteras mereka.
Azzimudie berkata dia dan tenteranya akan tidak akan berganjak walaupun kerajaan Malaysia dan Filipina telah berulangkali menggesa mereka supaya menamatkan pencerobohan tersebut.
"Ini adalah masa. Kami perlu komited untuk memperjuangkan hak kami. Saya meminta mereka (Filipina) melakukan sesuatu untuk menyokong kami.
"Mereka tidak boleh menakutkan kami kerana kami berjuang untuk hak kita - hak Bangsa Sulu dan secara umum, rakyat Filipina. Iaitu, jika kerajaan Filipina masih menganggap kami adalah rakyat Filipina," katanya.
9.41am: Stesen radio Filipina dzBB melaporkan bahawa Abraham Idjarani, jurucakap kesultanan Sulu, berkata Azzimudie Kiram, adik sultan yang mengetuai pencerobohan itu, mengesahkan jet pejuang telah menggugurkan sekurang-kurangnya dua butir bom.
Bagaimanapun, Idjirani mendakwa bom mengenai kedudukan penduduk Malaysia dan bukan kumpulan Azzimudie. Stesen radio itu juga berkata pertempuran itu berlaku 107 tahun selepas bermulanya Perang Bud Dajo di Sula pada 1906 . Dalam pertempuran itu 1,000 Tausug, termasuk wanita dan kanak-kanak, telah dibunuh oleh tentera Amerika juga dikendali sebagai Pembunuhan Bud Dajo.
9.37am: Menurut sati sumber tentera, operasi yang terlibat jet pejuang, meriam serta askar berjalan kaki.
9.15am: Di bandar Lahad Datu, kira-kira 120km dari medan pertempuran, persediaan sedang dibuat di hospital utama bagi menerima mangsa serangan tersebut.
9.11am: Difahamkan tujuh batalion tentera dikerahkan ke kawasan tersebut untuk mengukuhkan pasukan polis.
8.54am: Seorang pegawai Felda tiba dan memberitahu ketua kampung untuk membuat kiraan jumlah penduduk dan mendaftarkan mereka. Seluruh penduduk kampung sekitar 300 orang beredar dari tempat itu menuju ke jalan kebun kelapa sawit.
8.45am: Penduduk Kampung Sungai Merah meninggalkan kediaman mereka dengan menaiki lori, dengan hampir seratus orang memenuhi setiap kenderaan. Ketua kampung, Bani Rauf berkata mereka telah cuba ke Kampung Embara Budi tetapi tidak dibenarkan masuk.
"Pengawal kata mereka tidak akan benarkan kami masuk, jadi kami datang ke sini," katanya. Mereka berhimpun di di jalan utama dari Kampung Tandou menunggu apa yang perlu dilakukan selepas ini.
8.19am Pasukan keselamatan telah melancarkan serangan ke atas kumpulan penceroboh bersenjata di Kampung Tanduo, Lahad Datu pada jam 7 pagi ini, kata Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak dalam satu kenyataan hari ini.
Gerakan ke atas penceroboh dimulakan kira-kira pukul 7 pagi dengan serangan udara. Pada awalnya kedengaran bunyi jet mengisi ruang udara kampung itu diikuti dengan bunyi tiga letupan setengah jam kemudian.
Serangan ofensif udara dilakukan jet pejuang F18 dan Hawk diikuti mortar dan gerakan di darat oleh anggota tentera. Pasukan komando di barisan hadapan yang mengepung kawasan itu dilihat merapati kawasan perkampungan diikuti dengan Pasukan Gerakan Am.
Di Felda 16, kira-kira 20 kilometer dari Kampung Tanduo dilaporkan letupan ketiga paling kuat sehingga menggegarkan cermin kafe Residental Felda Sahabat tempat wartawan menginap. Dua helikopter Nuri kelihatan melalui ruang udara kawasan itu.
Penduduk Kampung Labian dan Kampung Batu berhampiran Kampung Tanduo dipindahkan malam tadi dan polis dijadual mengadakan sidang akhbar pada pukul 10 pagi.
azlan8:18am: Letupan kedengaran berhampiran Kampung Tandou yang diduduki sekumpulan penceroboh asing, pada kira-kira jam 7:30 pagi ini, menyebabkan 100 penduduk kampung melarikan diri.
"Mereka telah mula mengebom kawasan itu. Kami nampak jet pejuang di udara, mereka mengebom tempat itu empat kali," kata seorang penduduk kampung, Nasir Asrama, 38.
Penduduk kampung tersebut adalah dari Kampung Sungai Merah, sebuah kampung jiran dengan Kampung Tandou di mana kira-kira 100 penceroboh bersenjara dari Filipina berkubu. Kampung Tandou terletak di antara Tanjung Labian dan Kampung Sungai Merah, masing-masing dalam 5km dan 2km.
Sumber SINI
1 ulasan:
bagi la ic free lagi.....
Catat Ulasan